Kamis, 23 Desember 2010

FOTO LAIN

Foto lain memiliki 3 jenis foto yaitu :
1. Foto Strip
Foto strip dibuat dengan pesawat uadara yang terbang rendah dengan kecepatan terbang rendah dengan kecepatan terbang yang tinggi. Pemotretannya dimaksudkan untuk pengumpulan informasi secara tepat bagi kepentingan militer. Diluar kepentingan militer, foto strip bermanfaat untuk memperoleh informasi daerah sempit memanjang seperti misalnya untuk studi pemilihan jalur jalan atau unuk jalur transmisi.
2. Foto Panoramik
Foto panoramik merupakan jenis foto lain untuk kepentingan militer. Pemotretannya dilakukan dengan lensa yang selalu bergerak ke arah kanan dan kiri pesawat, tegak lurus arah terbang pesawat. Foto panoramik meliputi daerah luas tetapi kerinciannya tinggi karena sudut pandangnya yang sepit. Kelemahannya terletak pada aspek geometrinya yang mengalami penyimpangan besar (Lo, 1976).
3. Foto Satelit
Foto satelit adalah foto yang wahananya menggunakan satelit. Sebelum ada foto satelit, pemotretan menggunakan wahana burung merpati. Foto satelit dikembangkan ada lima yaitu :
1. Foto Mercury
Foto satelit berupa foto berwarna yang pemotretannya dilakukan dengan kamera 70 mm, sebuah kamera yang dipegang tangan (hand held camera). Misi Mercury yang paling berhasil ialah Mercury-9 yang membuahkan 29 foto berkualitas tinggi.
2. Foto Gemini
Kamera yang digunakan ialah kamera 500 C dengan format 70 mm. Untuk beberapa hal juga digunakan kamera dengan format 16 mm.
Pemotretan oleh satelit Gemini dan Apollo dilakukan dari ketinggian 2000 km dari permukaan bumi yang disebut parking orbit tau penghentian sementara orbit satelit. Ketinggian parking orbit berkisar antara 160 km hingga 270 km dari permukaan bumi. Satelit berawak pada umumnya berada pada daerah itu sebelum meluncur ke ketinggian yang direncanakan, misalnya ke ketinggian tertentu yaitu ke bulan atau tempat lainnya.
3. Foto Apollo
Apollo memiliki misi 3 tugas yaitu :
• Pemotretan otomatis dengan film berwarna oleh Apollo-6 pada tahun 1967
• Membuat foto satelit dengan kamera yang dipegang tangan oleh Apollo-7 dan Apollo-9 bagi daerah yang sudah ada foto udaranya dan data terresterialnya
• Membuat foto multispectral dengan multikamera
Foto Apollo hanya meliput daerah sempit yang terpancar antara lintang 30° utara dan 30° selatan terkecuali daerah tropis. Bagi daerah humid maka foto berwarna yang dihasilkan terlalu banyak bayangan birunya.
4. Foto Skylab
Lintas orbit Skylab terbatas pada lintang 50° utara dan 50° selatan. Ketinggian orbitnya 435 km dari permukaan bumi. Orbit ulang bagi tempat yang sama terjadi sekali tiap lima hari. Skylab dirancang untuk melakukan eksperimen pengindraan jauh yang dikenal dengan “Earth Resources Experiment Package” atau “EREP”.
5. Foto kamera format besar (Large Format Camera/LFC)
Sistem pengindraan jauh yang diperlukan bagi pemetaan sumberdaya dan lingkungan linkup dunia tersebut bukan pengindraan jauh system dirganatara, melainkan pengindraan jauh system antariksa. Ada beberapa data satelit yang menurut Lhemadu (1985) resolusi spasialnya tinggi yaitu anatara lain Landsat TM (30 m), SPOT (10 m dan 20 m), SIR-B (17 m) dan kamera metric dari ketinggian 250 km (20 m).
Sensor Kamera Metrik
Kamera metrik (metric camera) juga disebut kamera pemetaan (mapping camera) atau kamera kartografik (cartographic camera). Sesuai dengan namanya kamera in dirancang untuk maksud pemetaan dengan ketelitian tinggi. Kamera metric biasanya dioperasiakan dari dirgantara. Bagi kamera metric berskala 1 : 1.000.000 maka resolusi spasialnya sebesar 250 m tiap pasangan garis atau 100 m tiap pixel. Simpangan baku posisi 300 m, simpangan baku elevasi sebesar 30 m, dan foto itu dapat dipergunakan untuk membuat peta garis tinggi interval 100 m. Makna angka lainnya dapat diartikan semula.
1. Kamera metric pada Spacelab
Kamera metric pada Spacelab dioperasikan selama sembilan hari pada bulan Oktober 1983. Tujuan utama misi pemotretan dengan kamera metric Spacelab ialah untuk pembuatan peta topografi berskala 1 : 50.000. Spesifikasi kamera metric dan fotonya dapat diutarakan sebagai berikut :
 Tipe kamera : kamera udara Zeiss 30/23 yang mengalami
modifikasi
 Panjang focus kamera : 30,5 cm.
 Tampalan depan : 60 % atau 80 %
 B/H : 0,3 atau 0,6
 Kapasitas film : 3 magasen – 1.650 kerangka/lembar
 Tujuan : pembuatan peta topografi 1 : 50.000
 Tinggi orbit : 250 km
 Skala foto : 1 : 820.000
 Liputan tiap foto : 190 km × 190 km
 Simpangan baku posisisi : 8,2 m pada skala 1 : 27.000
 Simpanagn baku elevasi : (13-27) m pada interval garis tinggi (40-80)m
2. Kamera Format Besar (Large Format Camera/LFC)
Kamera LFC merupakan kamera format besar yang terdiri dari kerucut lens, magasen film, kelompok elektronik, kelompok persedian gas nitrogen, dilengkapi pula dengan system rujukan ketegakan (Attitude Reference System/ARS) dengan spesifikasi NASA. Kamera LFC menggunakan lima jenis film Kodak yaitu film hitam putih, satu film “aerial color” dan satu film “high definition color infrared”. Liputan daerah pada foto LFC memanjang searah orbitnya. Liputannya sebesar 0,75 tinggi orbit × 1,5 tinggi orbit. Liputan tersebut sebesar 90 mil laut × 180 mil laut bagi tinggiorbit 160 mil laut.
Kegunaan foto kamera metrik yang beroperasi di antariksa (Doyle, 1983) adalah :
• Resolusi spasial dan integritas geometric yang tinggi, dengan luas liputan minimal sama dengan luas liputan citra elektrooptik.
• Dapat menggunakn film hitam putih, warna asli dan warna semu yang resolusinya tinggi dengan kepekaan spectral hampir sama dengan kepekaan spectral MSS Landsat.
• Kemampuan stereoskopik yang tinggi untuk membuat peta topografi dengan garis tinggi
• Tidak mengalami masalah terlalu banyaknya data yang harus dikirimkan dari anatariksa ke bumi.
• Pemrosesan data di bumi berupa pemrosesan film dan pencetakan yang dapat dilakuakn ditiap kota. Hal ini sangat menguntungkan bagi negara berkembang pada umumnya.
• Kesediaan alat interpretasinya lebih besar dan lebih merata.
• Data fotografik lebih siap bagi instansi pengelola pemetaan dan penelitian di negara berkembang pada umumnya.
Keterbatasan foto LFC adalah :
• Tidak dpat dikirim langsung ke bumi pada saat perekaman kamera datanya dalam bentuk analog (gambar)
• Ketersediaan fotonya masih sangat terbatas. Bila ketersediaan foto LFC meningkat pada misi pemotretan mendatang, keunggulan foto LFC akandapat membantu mempercepat pemetaan sumberdaya dan lingkungan.


Maaf blum bs ada gambarnya ,,,,, 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sang Maha Guru "BENDAN"

Assalamualaikum :)   Sudah lama yak gak kunjung blog ini huft sibuk sih .... Oke setelah selama sebulan berkutat dengan PEMIRA UGM 2011 ...