Minggu, 28 November 2010

DATA SATELIT SISTEM PASIF

Pengambilan data pengindraan jauh secara pasif komponenya meliputi sumber tenaga, atmosfer, interaksi tenaga dengan objek di permukaan bumi, sensor, system pengolahan data dan berbagai penggunaan data. Data satelit system pasif yang digunakan sebagai data masukan pengolahan data digital yaitu :
1.   Data satelit Landsat masing-masing RBV, MSS dan TM
2.   Data satelit SPOT dengan sensornya HRV/XS dan HRV/P
3.   Data satelit HCMM dengan sensornya HCMR
4.   Data satelit NOAA dengan sensornya AVHRR
5.   Data satelit GMS dengan sensornya VIS dan IR (Infra Red)
6.   Dara satelit JERS-1 dengan sensornya VNIR dan SWIR
7.   Data satelit IRS dengan sensornya Pancromatic, VNIR dan SWIR
1.     Citra Landsat (Land Satellite)
            Landsat merupakan satelit sumberdaya bumi yang awalnya bernama ERTS-1. Konfigurasi dasar satelit Landsat 1,2 dan 3 berbentuk kupu-kupu dengan tinggi kuarang lebih 3 meter, bergaris tengah 1,5 meter dengan panel matahari yang melintang kurang lebih 4 meter. Berat satelit kurang dari 815 kg dan diluncurkan dengan ketinggian orbit lingkarannya 920 km. Landsat 1 dan 2 membawa 2 sensor yaitu RBV (Return Beam Vidicom) dan MSS (Multispektral Scanner). Landsat 3 terdapat 2 perubahan besar pada rancang bangunannya, yaitu tamabahn saluran termal (10,4-12,6) mm pada sensor MSS dan resolusi spasial system RBV dtingkatkan dengan menggunakan system dua kamera lebar (bukan spectral). Landsat 1, 2 dan 3 mempunyai kesamaan parameter orbi. Ketinggian memotret wilayah/ daerah/ objek dengan interval waktu 18 hari. Landsat 4 dan 5 dirancang agar mempunyai stabilitas lebih baik dari Landsat 1, 2 dan 3.  Landsat 4 pengembangan sensor pada system Landsat 1, 2 dan 3 dengan peningkatan resolusi spasial, kepekaan radiometik, laju pengiriman datanya lebih cepat dan focus pengindraan informasi yang berkaitan dengan vegetasi.
a.     Citra Landsat RBV (Return Beam Vidicon)
        Citra Landsat RBV diambil dengan menggunakan sensor RBV. Sensor RBV dimuat dalam Landsat 1 dan 2 bersama dengan sensor MMS (Multispectral Scanner). Terdiri atas 3 kamera televisi dengan cakupan 185 km × 185 km. Kepekaan spectral masing-masing kamera pada dasarnya sama dengan satu lapis film inframerah berwarna dengan susunan :
·         Saluran 1 peka terhadap gelombang hijau (0,475-0,575) mm
·         Saluran 2 peka terhadap gelombang merah (0,580-0,680) mm
·         Saluran 3 peka terhadap gelombang inframerah (0,690-0,890) mm
Kamera RBV tidak berisi film, tetapi sebagai gantinya dipasang alat penutup atau shutter dan disimpan pada permukaan yang peka terhadap sinar di dalam setiap kamera. RBV pada Landsat 1 hanya menghasilkan 1.690 citra yang direkam anatar 23 Juli hingga 5 Agustus 1972 (Lillesand Dan Kiefer, 1979), sedangkan Landsat 2 dioperasikan hanya terkadang saja hanya untuk maksud evaluasi teknik untuk kegunaan kartografi daerah yang sulit dijangkau. Kepekaan spectral system Landsat 3 berkisar 0,505 mm – 0,750 mm (hijau hingga inframerah dekat).
b.    Citra Landsat MSS (Multispektral Scanner)
        Citra Landsat MSS (Multispectral Scanner) hasil rekaman sensor MSS. Sensor MSS dipasang pada satelit Landsat 1 hingga 5. Saluran MSS mulai dari saluran 4 (0,5-0,6) mm, hingga 7 (0,8-1,1) mm, karena saluran 1 hingga saluran 3 digunakan sensor RBV. Panjang gelombang yang digunakan Landsat MSS yaitu :
·         Saluran 4 gelombang hijau (0,5-0,6) mm
·         Saluran 5 gelombang merah (0,6-0,7) mm
·         Saluran 6 gelombang inframerah dekat (0,7-0,8) mm
·         Saluran 7 gelombang inframerah dekat (0,8-1,1) mm
Konfigurasi perekaman MSS dirancang untuk pengindraan energy dengan medan pandang total 100° dan bidang pandang sesaat atau IFOV .
c.     Citra Landsat TM (Thematic Mapper)
        Citra Landsat TM hasil rekaman sensor Thematic Mapper, yang dipasang pada satelit Landsat 4 dan Landsat 5. Meliputi lebar sapuan (scanning)  sebesar 185 km. Direkam menggunakan 7 saluran saluran gelombang yaitu :
·            Saluran 1 gelombang biru (0,45-0,52) mm
·            Saluran 2 gelombang hijau (0,52-0,60) mm
·            Saluran 3 gelombang merah (0,63-0,69) mm
·            Saluran 4 gelombang infra merah dekat (0,76-0,90) mm
·            Saluran 5 gelombang inframerah pendek (1,55-1,75) mm
·            Saluran 6 gelombang inframerah thermal (10,40-12,50) mm
·            Saluran 7 gelombang inframerah pendek (2,08-2,35) mm
Konfigurasi perekaman TM dirancang untuk mengindera energi dengan medan pandang total 100° dan bidang pandang total atau IFOV dari objek yang disiam atau discan sekitar 15,4°. Resolusi radiometikcitra Landsat TM lebih baik daripada citra Landsat MSS.
d.    Citra Landsat ETM (Enhanced Thematic Mapper)
        Citra ETM (Enhanced Thematic Mapper) diharapkan dapat diperoleh dari rekaman sensor ETM pada Landsat 6. Sensor ETM merupakan pengembangan dari sensor TM dengan menambahkan saluran pankromatik (0,50-0,90) mm yang didesain mempunyai resolusi spasial 15 × 15 meter. Sensor ETM juga didesain dapat merekam citra multispectral dengan 6 saluran seperti pada sensor TM.
e.     Citra Landsat ETM+ (Enhanced Thematic Mapper Plus)
        Desain dan operasi Landsat 7 direncanakan akan membawa dua sensor yaitu ETM+ dan HRMSI. Desain ETM+ titik beratnya untuk berkelanjutan dari program Landsat 4 dan 5. Pola orbitnya juga sama dengan Landsat 4,5 dan 6 yaitu lebar liputan 185 km. Desain sensor ETM+ seperti ETM pada sensor Landsat 6 ditambah dua system model kalibrasi untuk ganguan radiasi matahari.
f.     Citra Landsat HRMSI (High Resolution Multispectral Stereo Imager)
        Sensor HRMSI (High Resolution Multispektral Stereo Imager) direncanakan dibawa oleh Landsat 7. Sensor tersebut diharapkan seperti sensor pushbroom scanner pada satelit SPOT. Satelit ini didesain dapat mengambil data ETM+ dari bernagai arah untuk mendapatkan data stereo (tiga dimensi).
2.     Citra SPOT (Systeme Probatoire I’Observation de la Tere)
           Satelit SPOT (Systeme Probatoire I’Observation de la Tere) adalah program satelit pengindraan jauh Perancis. SPOT 1,2 dan 3 mengorbit hampir polar, sinkron matahari, ketinggian orbit 832 km dan frekuensi perekaman ulang atau resolusi temporal 26 hari. 3 keunggulan data SPOT yaitu
·      Dapat diperoleh gamabarn streoskopik dengan jalan merekam daerah dari dua lintasan orbit yang berbeda
·      Sensor dapat diarahkan pada daereah yang bebas awan
·      Dimungkuinkan perekaman ulang daerah dalam waktu yang lebih pendek
        Sensor perekam yang dibawa oleh satelit SPOT yaitu dua sensor dengan spectrum tinggi HRV dan alat bantu berupa magnetic tape recorder.
a.     Citra SPOT Pankromatik
        Citra SPOT Pankromatik direkam menggunakan panjang gelombang tampak (0,51-0,73) mm dengan resolusi spasial 10 meter. Data SPOT pankromatik berupa foto udara hitam putih dan digunakan untuk pemetaan planimetrik.
b.    Citra SPOT Multispektral
        Citra SPOT Multispektral direkam dengan menggunakan sensor betuk sapu dengan resolusi tinggi HRV yang menggunakan 3 panjang gelombang. Data yang diperoleh adalah :
·      Citra HRV/P                       Ÿ   Citra HRV3
·      Citra HRV1                        Ÿ   Citra HRV4
·      Citra HRV2                        Ÿ   Citra HRV5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sang Maha Guru "BENDAN"

Assalamualaikum :)   Sudah lama yak gak kunjung blog ini huft sibuk sih .... Oke setelah selama sebulan berkutat dengan PEMIRA UGM 2011 ...